Gadis dan Muslim

Disebuah kampus, menjelang pukul 7 malam. Satu demi satu, kelompok demi kelompok, Mahasiswa-mahasiswi mulai berdatangan. Tiba-tiba, datanglah seorang gadis manis berkerudung merah jambu, dengan mengendarai sebuah sepeda motor yang tidak terlalu bagus namun juga tidak jelek.

Sesaat setelah gadis itu turun dari sepeda motornya, seorang pemuda bernama Muslim yang juga mahasiswa dikampus tersebut menghampirinya. Pemandangan indah namun juga nampak bodoh pun mereka gambarkan.

Tangan si Muslim yang seakan lugupun terulur, sebagai salam kepada sang gadis, “assalamu’alaikum”, doa sederhana namun penuh makna. Indah, jika setiap kita mengucap salam disetiap awal jumpa maupun ketika hendak berpisah. Keindahan, dan keagungan doa seketika menjadi kebodohan yang nampak biasa, ketika sang gadis menyambut uluran tangan si Muslim. Entah, apakah si Muslim yang mendorongkan tangannya, atau gadis itu sendiri yang menarik tangan si Muslim? Yang jelas, gadis itu mencium tangan si Muslim dalam jabatan tangannya. Seperti seorang anak mencium tangan orang tuanya. Seperti seorang siswa Taman Kanak-Kanak mencium tangan gurunya. Seperti seorang istri shalihah mencium tangan suaminya.

Hubungan apakah yang sebenarnya telah membuat mereka berbuat seperti itu? Hukum apa yang mereka jadikan sebagai pedoman? Apakah mereka juga mencium tangan ibu dan atau ayah mereka ketika hendak berangkat? Apakah mereka juga mencium tangan ke-dua orang tua mereka sekembalinya mereka dari kampus?

Sebenarnya, mereka melakukan sesuatu yang mereka sendiri tidak mengerti. Mereka menciptakan keindahan diatas kebodohan.

Entah, apakah mereka tidak mengerti, tidak berupaya untuk mengerti, atau memang mereka tidak mau mengerti.

Muslim, nama yang indah melekat pada wajah yang indah, dan dilengkapi dengan tubuh yang gagah. Subhanallah!

Muslim, nama pemuda itu telah membuat hati ini trenyuh manakala seorang gadis mencium tangannya dengan mesra. Sesak dada ini mengingat namanya adalah Muslim. Sesak dada ini mengingat gadis itu bukanlah siapa-siapanya. Sesak dada ini mengingat ia hanyalah seorang perempuan yang terikat hubungan dengannya, dengan ikatan yang dibuat-buat oleh umat Yahudi laknatullah, yang biasa disebut dengan kata “pacar”.

Ketidak mengertian, dan tidak adanya upaya untuk mencari pengertian, telah semakin membuat muda mudi muslim bertindak tanpa dasar. Mereka menganggap, cium tangan ketika berjabat tangan adalah hal yang baik. Memang baik, dengan catatan harus kepada orang yang dibenarkan. Mereka menganggap cium tangan itu hal yang baik karena agamapun memandang baik. Namun dalam hal ini, ternyata mereka telah mengambil sebagian dari ketentuan agama dan dalam waktu yang sama juga telah membuang sebagian yang lainnya.

Agama Islam telah menetapkan, siapa-siapa saja orang yang boleh kita sentuh dan siapa saja yang tidak boleh kita sentuh. Agama Islam memiliki aturan berupa perintah dan larangan yang bersumber dari Allah swt dan Muhammad saw untuk dipatuhi oleh seluruh umat muslim. Tidak ada sedikitpun hak bagi seorang muslim untuk memilah ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah swt dan Rasul-Nya, Muhammad saw.

Wahai para pemuda muslim, bangkitlah dari candu jahiliyah yang tengah mencekoki kehidupan kalian. Pemuda muslim adalah pemuda yang memiliki nilai, bukan pemuda tak bernilai yang berserakan karena melekatnya kehinaan pada dirinya.

Semoga tulisan sederhana ini dapat membukakan mata, telinga, dan hati para pemuda muslim, sehingga dapat menghindari keindahan-keindahan yang menipu seperti di atas. Semoga tulisan ini dapat membukakan mata, telinga, dan hati seluruh umat muslim yang membacanya, sehingga mereka dapat saling mengingatkan di dalam kebenaran.

Semoga Allah swt senantiasa merahmati dan memberikan hidayahnya kepada seluruhumat muslim. Amin

Wallahua’lam

www.lingkarcahaya.com

0 komentar:

Posting Komentar