Dien Al Islam

PENGERTIAN DIEN

Dalam bahasa arab, kata “Dien” memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah :

Kekuasaan
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang pintar adalah orang yang menguasai hawa nafsunya dan bekerja untuk hari setelah mati.”

Tunduk
“Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, mereka yang tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasulnya dan mereka yang tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang telah diberikan kitab, hingga mereka membaya jizyah (pajak) dengan patuh sedang mereka dalam keadan tunduk.” QS. At Taubah : 29

Balasan
“Pemilik hari pembalasan.” QS. 1 : 4

Undang-Undang/Peraturan
“…dia tidak dapat menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendakinya….” QS. Yusuf : 76

Ustadz Sayyid Quthub berkata ketika beliau menafsirkan ayat 76 surat Yusuf tersebut, “Sesungguhnya nash ayat ini member batasan yang sangat mendetail tentang makna dien, bahwa makna kalimat “dienulmalik” dalam ayat ini berarti peraturan dan syari’at malik (raja). Al Quran mengungkapkan bahwa peraturan dan syari’at adalah dien, maka baransiapa yang berada pada syari’at dan peraturan Allah berarti ia berada dalam dien Allah. Sebaliknya, barangsiapa berada pada peraturan seseorang dan undang-undang seorang raja berarti ia berada dalam dien raja tersebut.” (Tafsir Fi Dzilalil Quran, juz 4, hal 20,21)


PENGERTIAN ISLAM

Secara bahasa, islam memiliki beberapa pengertian:

Tunduk dan Menyerah
“Maka demi Rabb-Mu, mereka tidak beriman sebelum mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, (sehingga) kemudian tidak ada rasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang engkau berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.” QS. An Nisa : 65

Keselamatan
“Dengan kitab itulah Allah member petunjuk kepada orang yang mengikuti keridhoan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan menunjukkan ke jalan yang lurus.” QS. Al Maidah : 16
Secara bahasa, islam berarti tunduk dan menyerahkan diri, karena setiap muslim wajib tunduk dan patuh menyerahkan diri sepenuhnya kepada ketentuan Allah (QS. 4 : 65). Sebab, orang yang telah memeluk dien islam dan mengerjakannya tuntunannya akan selamat di dunia dan di akhirat, dan akan mendapatkan keselamatan/kedamaian sejati.
Sedangkan menurut istilah islam adalah tunduk dan menyerah kepada Allah baik lahir maupun bathin dengan melaksanakan perintah-Nya dan meninggalkan segala larangannya.


CIRI KHAS DIENUL ISLAM

Robbaniyah
Sumber dan tujuan ajaran islam adalah Robbaniyah. Ajaran islam bersumber pada Robbaniyah, yaitu bersumber dari Allah, bukan dari manusia (QS. 42 : 13). Dan ajaran islam juga memiliki tujuan Robbaniyah, yaitu agar manusia hanya menyembah kepada Allah (QS. 51 : 56).

Insaniyah ‘alamiyah (kemanusiaan dan universal)
Maksudnya adalah bahwa islam diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia, bukan golongan tertentu (QS. 21 : 107, QS. 34 : 28, 7:158).

Syamil (lengkap dan mencakup)
Hukum dan ajaran ajaran islam mencakup seluruh aspek kehidupan. Tidak ada suatu pekerjaan, baik yang kecil maupun yang besar, kecuali islam telah menerangkan hukumnya (QS. 6 : 38, QS. 16 : 89).

Al Basathoh (mudah)
Ajaran islam mudah untuk dikerjakan, tidak ada kesulitan sedikitpun, sebab islam tidak membebankan manusia suatu kewajiban kecuali sebatas kemampuannya (QS. 22 : 78, QS. 5 : 6, QS. 2 : 286).

Al ‘adalah (keadilan yang mutlak)
Tujuan dari agama islam adalah untuk menegakkan keadilan secara mutlak dan mewujudkan persaudaraan dan persamaan di tengah kehidupan manusia serta memelihara darah, kehormatan, harta, akal, dan dien mereka (QS. 5 : 8, QS. 6 : 152, QS. 4 : 135).

Tawazun (keseimbangan)
Dien islam dan seluruh ajarannya menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum, antara jasad dan ruh, antara dunia dan akhirat (QS. 28 : 77)
Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya badanmu memiliki hak atasmu, jiwamu memiliki hak atasmu, dan keluargamu juga memiliki hak atasmu, maka berikanlah setiap yang punya hak-haknya.”

Perpaduan antara Tsabat (tidak berubah) dan Mauunah (menerima perubahan)
Tsabat pada pokok-pokok ajaran dan tujuannya. Murunah pada cabang, sarana dan cara-caranya, sehingga dengan sifat murunahnya dien islam dapat menyesuaikan diri dan dapat menghadapi perkembangan zaman serta sesuai dengan segala keadaan yang baru timbul. Dan dengan sifat Tsabat pada pokok-pokok dan tujuannya, islam tidak dapat larut dan tunduk pada setiap persoalan zaman dan perputaran waktu.

www.syahadat.com

1 komentar:

iyussetiawan mengatakan...

ajaran ahmad musadeq bukan?

Posting Komentar