Kiat Mencairkan Komunikasi

Komunikasi merupakan sebuah langkah yang sangat vital dalam rangka menyambung, mempererat, serta menjaga sebuah tali ukhuwah. Dalam dunia teknologi, komunikasi ibarat sebuah aliran listrik yang berfungsi sebagai sumber sekaligus penghantar energi, sehingga sebuah rangkaian peralatan dapat berfungsi dengan baik. Sementara, dalam sebuah pelajaran eksak, komunikasi dapat diibaratkan sebagai sebuah rumus atau formula, sehingga didapatkanlah sebuah kesatuan hasil yang tepat.

Komunikasi adalah sebuah methode peng-eratan hubungan yang tak tergantikan. Sayangnya, tidak semua manusia terlahir dengan membawa kemampuan berkomunikasi yang baik dan fleksibel. Tidak sedikit manusia yang terlahir dengan sifat pendiam, kaku, pemalu, penakut, dan sebagainya yang berpotensi besar untuk menimbulkan masalah kekakuan dalam berkomunikasi. Ada yang sangat mudah dalam bergaul dan menyesuaikan diri pada lingkungan yang baru. Ada pula yang sulit, meskipun sudah bukan lingkungan yang baru lagi.

Masalah kekakuan dalam berkomunikasi, sebenarnya dapat diluweskan sebuah cara, yaitu membuka diri. Yang dimaksud dengan membuka diri di sini adalah dengan mulai membiasakan diri untuk beradaptasi, yaitu dengan terus meningkatkan kualitas dan kuantitas bersilaturahmi. Meningkatkan kuantitas bersilaturahmi dapat dilakukan dengan memperbanyak frekuensi pertemuan atau kumpul-kumpul. Sedangkan meningkatkan kualitas silaturahmi merupakan batasan dari peningkatan kuantitas silaturahmi, yaitu membatasi pertemuan-pertemuan atau kumpul-kumpul dengan batasan amar ma’ruf nahi munkar. Ketika kita berkumpul, hendaknya berada dalam sebuah perkumpulan yang baik, yang mengajak pada kebaikan dan mencegah kepada kemunkaran. Karena, jika kita berkumpul dengan perkumpulan yang tidak baik, biasanya justru akan menambah permusuhan, bukan mempererat persaudaraan. Selain itu, dalam usaha untuk meluweskan komunikasi atau menghilangkan kekakuan dalam berkomunikasi melalui peningkatan kualitas dan kuantitas bersilaturahmi ini, ada beberapa metode penunjang yang mungkin dapat sangat membantu jalannya komunikasi dengan baik. Coba anda lakukan beberapa hal berikut ini :

1) Senyum

Senyum adalah hal yang paling utama yang harus dilakukan ketika bertemu dengan seseorang. Dengan senyum saja, tanpa mengeluarkan sepatah katapun, sebenarnya sudah terjadi sebuah kontak antara dua buah jiwa atau lebih. Senyum adalah penyapa tanpa suara, sebelum salam lisan terucap dari bibir seorang anak manusia. Salam merupakan pelumas terbaik yang akan membuat sapaan lisan yang hangat dapat mengalir dengan mudah.

2) Sebutlah namanya dengan julukan atau panggilan yang terbaik/yang ia suka

Sebaik-baik manusia, sebaik-baik perangai adalah Rasulullah saw, karena akhlak beliau adalah Al Quran. Sebagai seorang yang terbaik, Rasulullah tidak segan maupun enggan untuk memanggil para sahabatnya dengan julukan-julukan yang terbaik, yang menyenangkan hati para sahabatnya, yang menyentuh jiwa para sahabat. Cara ini juga dapat kita lakukan ketika melakukan sebuah komunikasi. Jangan sampai kita memanggilnya dengan sebutan atau julukan-julukan yang sekiranya tidak disukai oleh lawan bicara kita.

3) Memilih tema pembicaraan yang tepat

“Jaka sembung mbawa pisau...Nggak nyambung lah yau!”. Kalimat seperti inilah yang harus kita hindari sejauh-jauhnya. Tidak nyambungnya sebuah pembicaraan merupakan salah satu faktor penyebab kaku dan menjenuhkannya sebuah pembicaraan atau komunikasi. Untuk menghindari hal tersebut, kita harus pandai-pandai dalam menentukan sebuah topik pembicaraan. Carilah topik-topik yang kira-kira disukai oleh lawan bicara kita. Banyak sekali topik yang dapat kita jadikan sebagai tema dalam sebuah pembicaraan, misalnya masalah agama, pendidikan, otomotif, musik, olahraga, sastra, dan sebagainya. Hal ini tentunya juga tidak terlepas dari kapasitas pengetahuan yang kiat meiliki. Maka dari itu, terus memperluas ilmu pengetahuan adalah sebuah pekerjaan yang wajib kita lakukan.

4) Menemukan persamaan

Biasanya, obrolan akan semakinasyik dan cair ketika antara kita dan lawan bicara memiliki persamaan. Untuk itu, cobalah mencari persamaan-persaman yang terdapat pada diri kita dan lawan bicara kita, misalnya “Oh...suka nulis juga ya? Saya juga suka banget lho nulis, terutama sastra. Kamu suka nulis apa, sejak kapan, udah nulis apa aja, emang mau jadi penulis ya....?”. Pokoknya, kalau kesamaan sudah ditemukan, kemungkinan besar akan semakin melebarlah sebuah pembicaraan, dan hilanglah sebuah kekakuan.

5) Hindari perdebatan

Jangan menyulap pembicaran atau obrolan ringan menjadi sebuah perdebatan yang sengit. Bahkan, bisa jadi ia akan menghindari kita dikemudian hari. Jangan sampai kita terprovokasi dengan nafsu atau rasa penasaran yang menjebak kita pada sebuah tanya jawab dan akhirnya berujung pada sebuah perdebatan. Adanya unsur-unsur perdebatan dalam sebuah obrolan akan menghilangkan minat bicara seseorang, apalagi ketika seseorang telah merasa terpojok atau kalah dalam berbicara, maka ia akan merasa malas untuk meneruskan pembicaraannya. Dan hal ini, juga akan menimbulkan kesan “sok tau banget sih!” dalam diri kita.

6) Ekspresikan minat kita

Selain mencari-cari topik yang disukai oleh lawan bicara dan menemukan persamaan-persamaan, kita juga dapat menarik perhatian lawan bicara dengan cara: merespon dengan baik mengenai topik yang disampaikan oleh lawan bicara. Timbulkan kesan bahwa kita tertarik dengan apa yang ia perbincangkan. Anadaipun kita tidak terlalu mengerti tentang topik itu, kita dapat mengambil jurus pamungkas yang insyaAllah tetap tidak akan menjatuhkan diri kita. Dalam hal ini, langkah jitu yang dapat kita lakukan adalah “Ekspresikan rasa ingin tahumu”. Dengan demikian ia akan merasa di hargai dan semakin tertarik untuk bercerita lebih banyak.

7) Jangan menggurui dan Jangan cerewet

Ketika anda menyampaikan sebuah informasi atau ilmu pengetahuan, atau dakwah, jangan sampai menimbulkan kesan menggurui. Usahakan agar penyampaian kita tetap berada dalam kerangka obrolan ringan. Karena, biasanya seseorang akan merasa jenuh dan enggan ketika ia merasa sedang digurui.

Selain itu, kitapun jangan sampai menimbulkan kesan cerewet, ketika memberikan sebuah masukan yang dibutuhkan oleh lawan bicara. Karena keasn cerwet tidak akan mencairkan sebuah pembicaraan, justru akan menimbulkan kejengkelan.

8) Jangan memotong maupun memonopoli pembicaraan

Rasa tidak puas dan kesal biasanya akan muncul, ketika pembicaraan kita yang belum selesai tiba-tiba dipotong oleh orang lain. Hal inilah yang juga harus kita hindari. Biarkan lawan bicara kita menyelesaikan kalimatnya, baru setelah itu kita memberikan respon secara lisan. Jangan pula memonopoli pembicaraan. Jangan membuat lawan bicara kita seperti sedang mendengarkan khutbah jum’at dengan tidak memberikannya kesempatan untuk berbicara. Memonopoli pembicaraan ini merupakan salah satu kebiasaan yang paling menyebalkan.

9) Rasakan bedanya, Bedakan rasanya

“Rasakan bedanya, Bedakan rasanya”, disini kita dituntut untuk selalu peka terhadap ekspresi dari lawan bicara kita. Kita harus mampu membaca mimik muka, gerak tubuh, maupun nada suara lawan bicara kita. Karena dengan memahami ekspresi lawan bicara, kita akan dapat merasakan ketika lawan bicara kita merasa tidak nyaman atau merasa bosan dengan topik yang sedang dibicarakan. Dengan demikian, kitapun dapat segera mengganti topik pembicaraan yang lain, atau juga menutupnya dengan bahasa yang santun dan tidak menyinggung perasaannya. Penutupan pembicaraan yang dirasakan sudah tidak nyaman juga dapat menjadi sebuah antisipasi manakala lawan bicara sedang ada keperluan lain, sementara ia meras tidak enak untuk memotong pembicaraan kita.

10) Berbicaralah dalam kebaikan

Sebaiknya membicarakan hal-hal yang baik. Hindarkan pembicaraan yang bersifat menggunjing, memfitnah, memprovokasi dan sebagainya yang justru akan menimbulkan permusuhan. Jangan mengeluarkan canda yang mengandung unsur mengolok-olok atau merendahkan lawan bicara.

Mungkin, itulah beberapa langkah yang dapat digunakan untuk menghilangkan kekakuan dalam berkomunikasi. Sekali lagi, ini hanyalah beberapa langkah saja, karena sesungguhnya banyak sekali langkah yang dapat dilakukan dalam permasalahan ini.

Semoga bermanfaat.

www.lingkarcahaya.com

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Terima kasih, saya perlu ini

An Ugly Duckling mengatakan...

Kalau interaksi sama rekan yang ga sejalan itu gimana ya.... Bertolak blkg

Posting Komentar